Dicari Jasa Pemuas Tante Tajir dengan Upah Besar -Dicari Pria 17-35
tahun untuk jadi gigolo istri pejabat. Jika anda pria berusia max 35
tahun, syukur-syukur masih belasan tahun, sehat jasmani dan rohani.
Daftarkan diri anda untuk menjadi pria simpanan para istri pejabat.
Syarat-syarat :
1. Sehat jasmani dan rohani.
2. Pas foto 3×4 (dalam format digital/scan)
3. KTP (dalam format digital/scan)
4. Spesifikasi (Mr.P) ukuran (panjang+diameter)
5. Foto Mr.P
6. Profile/data pribadi.
Kirim lamaran anda ke :
mistersugardaddy69@gmail.com
Dari isi lowongan kerja di atas, saya sendiri pun masih bingung.
Sehat jasmani seharusnya, tapi kalau sehat itu spiritual buat apa ya?
Apakah ada gigolo rohani yang sehat? Tapi sampai sekarang, Brondonglah,
yang masih sangat bagus. Bahkan kinerja yang bagus adalah kunci
kesuksesan “barang dagangan”.
Pencarian saya juga berlanjut, saya mencoba untuk bergabung di satu situs gigolo
dan satu situs “bibi hawk” di indonesia, untuk mendapatkan informasi
yang lebih akurat. Tidak cukup 3 hari, saya juga mendapat “pesanan” via
e-mail. Tanpa kehilangan kesempatan, saya menggunakan momen spesial ini
untuk mendapatkan beberapa informasi.
Dea (40), sebut saja, wanita paruh baya ini hanya menikmati hari-hari
suaminya “tidak pueman” saat sibuk dengan urusan kerja. Dikatakan bahwa
camilan gigolo merupakan salah satu cara baginya untuk mendapatkan
kepuasan biologis. Awalnya hanya untuk bersenang-senang menjelajahi
dunia maya, sampai asal klik pada link disana. Saat pertama kali
menemukan iklan gigolo, ia sempat ragu dengan godaan gigolo yang bisa
memberi kepuasan pada ranjang, akhirnya ia membuktikan dirinya sebagai
gigolo. Kepuasan itu didapat Dea. Tak tanggung-tanggung dia berani
menghabiskan setidaknya 1 juta hanya untuk memuaskan keinginannya akan
nafsu. Tidak sampai disitu, istri pengusaha ini mulai mempromosikan
kepuasan seksualnya kepada teman sepermainanya yang notabene juga istri
yang jarang “membelai” suami. Obrolan kami berlanjut, wanita ini juga
mengakui bahwa dia secara rutin “camilan” keluar 4 kali seminggu. Bagi
ibu dua anak ini, dia sangat membutuhkan banyak makanan ringan di luar
karena suaminya tidak mampu memberikan kepuasan di tempat tidur. Dalam
kasus yang sama juga jika suaminya memiliki tabungan di luar bahkan
sering bermain dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) jika suami tersebut
bertugas di luar kota. Karena malu dengan perceraiannya, Dea juga lebih
memilih bermain dengan gigolo sekaligus sebagai bentuk balas dendam.
Setelah banyak ngobrol, wanita ini akhirnya langsung bertanya berapa
tarif yang saya minta. Bingung menjawab apa, akhirnya saya sendiri
menyuruh wanita tersebut untuk menetapkan tarif sendiri. Dia juga bilang
“lihat wajah mas, nampaknya oke .. bagaimana kalau saya bayar 850
ribu?”. Saya kaget, hanya dalam hitungan jam saya bisa mendapatkan uang
sebanyak itu, tak heran banyak gigolo menjadi “ulet” dalam bekerja di
dunia nafsu. Akhirnya saya bertanya tentang tempat itu, tidak lama
kemudian ia juga menyebutkan nama satu hotel bintang 4 di Jakarta.
Banyak yang mendapat informasinya, saya juga memilih untuk mengakhiri
pembicaraan dengan proposisi “think first”.
Menilai dari pandangan hukum dan agama, jelas … menjadi gigolo adalah
sesuatu yang sangat salah. Namun, tekanan ekonomi dan kenikmatan
seksual, untuk mempertimbangkan gigolo pertimbangan mandiri ini untuk
membenarkan karyanya. Tidak hanya itu, banyak pria memilih nafsu bisnis,
karena tren yang ada. Bagaimana mungkin, dengan melihat banyak gigolo
yang menjamur di kota-kota besar bahkan di kota-kota kecil jangan heran
orang-orang ini menjadi “banyak bicara” untuk mengejar bisnis haram
tersebut. Gigolo sendiri di masyarakat ada dua, ada gigolo tertata rapi
dan ada pula yang bekerja mandiri. Ini adalah keteraturan yang tidak
secara terbuka mempromosikan maskulinitas. Berbeda dengan yang
independen, mereka lebih suka mempromosikan secara terbuka, baik di
situs periklanan maupun bahkan situs yang menyediakan layanan
“esek-esek”. Dengan tarif yang ditetapkan di 500 ribu sampai 2 juta
ditambah beberapa fasilitas manja dari “cougar”, tidak mengherankan jika
gigolo ini lebih “tahan” terhadap gigolo, untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Masalah penyakit kelamin, biasanya gigolo ini sudah paham
betul. Mungkin karena rata-rata pelanggan adalah istri pengusaha dan
pejabat, maka mereka sendiri masih takut untuk tidak menggunakan
keamanan.
Inilah salah satu fenomena “liar” yang mulai menembus ke dunia maya.
Kita tidak bisa menyangkal bahwa ekonomi masih menjadi motif seseorang
untuk berputus asa untuk menyimpang dari jalan. Tapi itu juga harus
diingat,
GIGOLO ADA KARENA DIBUTUHKAN SIAPA SAJA.
(sumber:google)